safe

Monday, February 17, 2014

Untukmu Ibu



Ibu, saat aku menulis ini, aku sedang berada jauh darimu, berratus-ratus kilometer jauhnya. Ya Ibu, meskipun aku jauh darimu, meskipun ragaku ini ada jauhnya di perantauan, tapi hati dan otakku tetap memikirkanmu, Ibu. Bu, dan karyaku ini aku persembahkan untukmu, sederhana dan mungkin tak bermakna, tapi ini ungkapan hatiku untukmu Bu.

Aku sudah duapuluhsatu tahun. Di usiaku yang seperti ini, aku belum merasa bisa membahagiakanmu. Entahlah, bagaimana caranya, seperti apa yang kau inginkan dariku. Tapi aku disini selalu berusaha, berusaha dan mengusahakan yang terbaik untukmu Ibu. Agar kelak Ibu bisa bangga padaku.

Ibu, aku tak ingin menggombal dengan tulisan-tulisan ini.

Ibu, tahukah engkau? Sekalinya Ibu memberikan kepercayaan padaku, tak akan pernah -setidaknya aku sedang dan terus berusaha- akan menjaga kepercayaanmu. Maaf Ibu, seringkali aku egois dengan semua permintaan-permintaan dan tingkah konyol yang tidak seharusnya aku lakukan. Maaf Ibu, seringkali aku berbohong padamu agar aku bisa menyelamatkan diriku sendiri dari pandangan buruk itu. Maaf Ibu, seringkali aku kasar dan tak sopan pada Ibu. Maaf Ibu, ketika aku belum bisa menjadi anak kebanggaanmu, ketika aku belum bisa membahagiakan Ibu.

Tapi dibalik itu semua, hati ini, cinta ini, seluruhnya milikmu. Aku sangat mencintaimu setelah aku mencintai Tuhan. Aku menyayangimu dengan segala pikiran dan jiwa ini.

Ibu, seringkali aku tak mengerti apa yang sedang engkau pikirkan dan engkau rasakan. Ketika egoku tumbuh dan sialnya terus engkau yang merasakan keegoanku, maafkan aku Ibu.

Ingin sekali rasanya berbuat sesuatu yang bisa membuat engkau bangga padaku. Ingin sekali rasanya melakukan sesuatu yang bisa membahagiakanmu. Ingin sekali rasanya, Bu

No comments:

Post a Comment